Shubuh telah berlalu
namun langit masih gelap karena sinar matahari belum muncul berbaur mewarnai langit
pagi.sylvia,,,seorang gadis mungil yang berkerudung tampak berjalan sendirian
menikmati butiran embun
yang menyejukkan.Sesekali Sylvia terlihat merentangkan kedua tangannya agar bisa merasakan udara pagi yang masuk ke dalam setiap rongga paru-parunya seraya menatap langit yang tengah bersiap menyambut kedatangan sang mentari.
yang menyejukkan.Sesekali Sylvia terlihat merentangkan kedua tangannya agar bisa merasakan udara pagi yang masuk ke dalam setiap rongga paru-parunya seraya menatap langit yang tengah bersiap menyambut kedatangan sang mentari.
Sylvia tampak benar-benar
begitu menikmati keindahan karya seni pagi yang disuguhkan oleh sang
Pencipta.Hingga di depan sebuah rumah yang tidak berpenghuni,langkahnya
terhenti.Wajahnya mendadak pucat.Dari sela jendela rumah kosong yang sudah
tidak ada kacanya lagi,sylvia melihat sepotong lengan yang keluar melambai
kearahnya.Sylvia pun lalu mengernyitkan dahinya untuk dapat melihat jelas
potongan lengan itu.Akan tetapi tidak lama berselang,,,lengan itu menghilang.
Untuk menutupi rasa
penasarannya,sylvia memutuskan ‘ntuk berjalan mendekati rumah itu.Dia berjalan
pelan selangkah demi selangkah dan semakin langkah kakinya mendekati rumah itu
semakin kencang jantungnya berdegub.Dan saat dia sudah ada tepat di depan
jendela rumah itu.........????Dia merasa jantungnnya seakan berhenti.Disana
dari dalam rumah,, sylvia mendengar
suara guyuran air seperti ada orang yang sedang mandi.Sylvia semakin
penasaran.Dengan suara yang gemetar,sylvia mencoba memanggil orang yang punya
rumah.Dia ingin memastikan apakah rumah itu benar-benar ada yang menempati atau
tidak.
“Permisi....?????ada
orang didalam?”
Tidak ada jawaban dari
dalam rumah bahkan suara guyuran air pun sudah tidak kedengaran lagi.Sylvia
kembali menyapa.Dia benar-benar penasaran. Kali ini di disertai salam:
“Assalamualaikum......???”
“Apa ada orang
didalam.”
Dari dalam rumah masih
tidak ada jawaban.Sylvia pun kemudian berjalan berkeliling mengitari rumah dan
berhenti setelah sampai di depan pintu rumah.Sylvia mencoba menekan gagang
pintu ternyata pintunya dikunci.Sylvia semakin penasaran.Dia mengetuk pintu
berulangkali dan karena tidak ada sambutan dari dalam rumah,sylvia pun
memutuskan ‘ntuk pulang saja.Akan tetapi disaat dia memutar badan matanya
beradu pandang dengan sepasang mata yang tiba-tiba muncul dari balik jendela
kaca depan.Melihat itu,langsung saja sylvia terkejut.Dalam sekejap dia merasa
lidahnya keluh.Sylvia berulangkali tampak menelan ludahnya.Dan Tiba-tiba....:
“KKREEKKKKK.........”pintu
rumah terbuka lebar.
Sylvia kembali
membalikkan badannya ke arah pintu rumah.Sylvia tidak jadi pulang.Setelah
melihat kekanan dan kekiri,,,sylvia lalu berjalan pelan masuk kedalam rumah.
“Permisi......Assalamu’alaikum...”ucapnya
saat memasuki rumah itu.
Sylvia melihat keadaan
ruangan di sekelilingnya.Kosong tidak ada apa-apa disana.Tapi sylvia memastikan
ruangan itu dulunya adalah ruang tamu.Dinding rumah itu juga telah kusam
membuktikan kalau rumah itu memang sudah lama tidak berpenghuni.Sylvia lalu
tampak berjalan ke sebuah sudut dinding ruangan itu,dia melihat di sana banyak
bercak merah seperti darah yang telah lama mengering.
“ini apa?”tanyanya penasaran.Belum
habis rasa penasarannya,tiba-tiba dari arah belakang sylvia merasa bahunya di
sentuh orang.Sylvia langsung menoleh ke belakang.Tidak ada siapa-siapa di sana.
Dari arah belakang sylvia mendengar lagi suara air yang mengalir.Sylvia
berjalan ke belakang melihat.Di ruangan yang seperti dapur itu ada
westafel.Sylvia mendekati westafel itu.Westafel itu terlihat telah berkerak
karena sudah lama tidak digunakan.Sylvia memutar keran air yang ada di westafel
itu.Airnya mati tidak bisa mengalir.Sylvia memutari pandangannya ke sekeliling
ruangan itu mencari dimana letak kamar mandi.Dan di sudut dalam ruangan itu ada
sebuah kamar kecil.sylvia berjalan maju mendekati pintu itu.Ternyata ruangan
itu memang kamar mandi.Ada WC.Ada bak mandi yang kosong dan shower.Sylvia masuk
dan mencoba menghidupkan shower.Dia melihat air tidak mengalir dari shower
itu.Sylvia kemudian memutar keran air.Di sini juga air tidak mengalir.
“Jadi suara air
tadi.....apa?”tanyanya penasaran.Keningnya berkerut mencari tahu apa sebenarnya
yang sekarang dia alami.
Masih belum habis lagi
rasa penasaran yang ada di kepalanya,,,, tiba-tiba bau bunga yang sangat
menyengat menyeruak menyebar di seluruh ruangan rumah itu.Sylvia pun menjadi
pusing dan entah kenapa sylvia merasa tubuhnya lemah tak bertenaga.Sylvia
merasa tempat dia berdiri seakan
berputar hingga akhirnya semua yang dilihatnya menjadi gelap dan sylvia pun
jatuh tidak sadarkan diri di lantai.
Beberapa waktu
kemudian,,sylvia mulai siuman.Saat dia membuka matanya,sylvia melihat sekeliling
ruangan tempat dimana dia sekarang tengah terbaring.Akan tetapi kali ini
suasananya sangat berbeda dengan saat sebelum dia tidak sadarkan diri
tadi.Disini dia melihat banyak barang-barang mewah didalamnya bahkan saat ini
dia tidur di atas tempat tidur yang sangat empuk dan indah
“Dimana aku..???tadi
rumahnya nggak seperti ini....???”tanyanya lirih.
Sylvia menghela
napas.Dia kembali memejamkan mata.
“kkreekkkk..........”pintu
kamar terbuka.Sylvia membuka matanya dan menoleh pasrah ke arah pintu.Dari atas
tempat tidur,,,sylvia melihat seorang wanita paruh baya sambil membawa nampan
berisi gelas minuman dan makanan masuk ke dalam kamar menghampiri dirinya.
“kamu sudah
siuman?”tanya wanita dengan gaya bahasa yang lemah lembut.
Sylvia tidak
menjawab.Perasaan takut dan bingung masih bersatu dalam hatinya.Sylvia lalu bangkit
langsung duduk dan melihat wanita paruh baya itu meletakkan nampan yang di
bawanya tadi di meja yang berada di sebelah tempat tidur.Dia lalu melihat
wanita itu kini duduk di hadapannya,tersenyum dan mengatakan:
“kamu jangan
takut,,,,,,kamu sekarang ada di rumah ibu..”
Rasa penasaran sylvia
pun kembali timbul lalu dia bertanya pada wanita itu:
“Apa saya boleh tahu
ibu ini siapa?”
Wanita paruh baya itu
mengangguk sambil tetap tersenyum.Kemudian dia mengatakan:
“ semua orang disini
manggil ibu dengan nama ibu rohima jadi...kamu juga boleh manggil ibu seperti
itu juga...oh ya kalau kamu namanya siapa?”
“Sylvia bu....nama saya
sylvia”jawab sylvia menyebutkan namanya.
“Nak
sylvia.....sekarang kamu makan dulu yach....ini ibu yang masak khusus ‘ntukmu
mudah-mudahan kamu suka yach..????”kata wanita itu mengambil dan meletakkan
nampan yang dibawanya tadi di pangkuan sylvia.
Sylvia melihat makanan
yang di bawa wanita itu.cacing di perutnyaterasa seakan bersorak gembira
menunggu kedatangan makanan yang tampak lezat itu.Namun sylvia belum berani
memakannya.Dia hanya melihat makanan itu saja sambil sesekali menelan ludah.
Dengan wajahnya yang
selalu tersenyum wanita itu bertanya pada sylvia:
“Kenapa tidak makan?apa
kamu tidak suka makanan ini?”
“oh nggak bu....saya Cuma
bingung aja..”jawab sylvia jujur.
“Bingung....kenapa?”tanya
wanita itu.Kali ini wanita itu mengkerutkan dahinya.
“eehhh.nggak...nggak
apa-apa.maaf...bu apa boleh saya melihat berkeliling rumah ini?”
Wanita paruh baya itu
tidak menjawab.Dia melihat sylvia dengan tatapan tajam.Melihat itu sylvia
menundukkan kepala.Dia merasa tidak enak pada wanita yang baik hati
itu.Kemudian dia melihat wanita itu kembali tersenyum.Sylvia pun ikut
tersenyum.
“Boleh bu??”tanyanya
kali ini dengan suara yang agak pelan
Sylvia sedikit terkejut
ketika wanita itu membelai rambutnya sambil tersenyum dia berkata:
“kalau mau lihat-lihat
boleh mari ibu antar...”
Dengan di bantu wanita
itu sylvia bangkit berdiri dari tempat tidur.Lalu mereka berdua keluar dari
kamar itu.Wanita yang bernama rohima itu membawa sylvia ke ruang tamu.Tidak
seperti saat dia memasuki rumah itu pertama kali tadi pagi,sylvia melihat
sebuah ruang tamu yang mewah. Semua perabotan serba bergaya klasik tertata rapi
dalam ruangan itu.Dinding ruangan itu juga putih bersih terawat.Benar-benar
artistik.Sylvia melihat ke sudut ruangan.Dia ingat tadi di sudut dinding itu
ada bercak darah.Tapi sekarang tidak ada.
“Ada apa nak?”tanya
wanita itu.
Sylvia terkejut dan
menoleh kearah wanita itu lalu dia menjawab:
“Tadi saya melihat ada
bercak darah di dinding ini ruangan ini juga tadi kosong tidak ada apa-apa
disini”
Mendengar jawaban
sylvia itu wanita paruh baya itu tertawa.
“Kamu ini ada-ada
aja...mana mungkin ada bekas bercak darah disana kami selalu mengganti warna
catnya pertiga bulan sekali.Barang-barang disini juga memang ada disini ibu
membelinya udah lama. (Bersambung)
Tidak ada komentar :